Rahasia Tenang & Damai: Tips Kesehatan Mental dari Ahli

Pilihan pikiran ternyata sangat berpengaruh terhadap emosi, respons tubuh, dan kualitas hidup. Hal ini diungkapkan oleh Gayathri Arvind, advokat kesehatan mental, dalam paparannya tentang hubungan pikiran, sistem saraf, dan ketenangan.
Pikiran sebagai Penentu Respons Terhadap Situasi
Arvind memberi analogi dua orang yang terjebak macet selama dua jam. Keduanya menghadapi situasi sama, namun reaksi mereka berbeda.
Satu orang marah dan frustrasi, sementara yang lain tetap tenang bahkan tersenyum. Perbedaannya terletak pada pilihan pikiran mereka masing-masing.
Orang pertama berpikir negatif, memicu pelepasan hormon stres. Orang kedua memilih untuk menerima situasi dan menikmati momen tersebut.
Ilmu Saraf di Balik Pilihan Pikiran
Reaksi ini bukan sekadar “mindset”, melainkan berbasis ilmu saraf. Manusia dibanjiri ribuan pikiran setiap harinya.
Pikiran-pikiran ini mengaktifkan sistem limbik, pusat emosi di otak. Aktivitas ini menghasilkan senyawa kimia yang memicu emosi dan perilaku.
Memilih pikiran berarti memberikan kekuatan untuk mengubah momen, pengalaman, bahkan hidup. Kita tak sepenuhnya mengontrol pikiran, namun dapat memilih mana yang diberdayakan.
Membangun Ketenangan Melalui Kesadaran Pikiran
Contohnya, kehilangan pekerjaan bisa memicu pikiran pesimis atau optimis. Pilihan inilah yang menentukan respons emosional.
Seringkali kita tanpa sadar memberi kuasa pada pikiran negatif. Kesadaran atas pilihan pikiran sangat penting.
Dengan menyadari dan memilih pikiran yang tepat, kita bisa melepaskan stres dan mendapatkan kembali kendali atas kedamaian batin.
Ketenangan adalah pilihan. Dunia luar tak mampu mengendalikan ketenangan kita, selama kita mampu mengelola pikiran sendiri. Memahami kekuatan pilihan pikiran membuka jalan menuju kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.