Berita

Pandeglang Tolak Sampah Tangsel: Pemuda Bergerak, Nasib Lingkungan Terancam?

Rencana kerja sama Pemkab Pandeglang dan Pemkot Tangsel terkait penampungan sampah di Pandeglang menuai kontroversi. Angkatan Muda Indonesia Raya (AMIRA) menjadi salah satu elemen masyarakat yang secara tegas menolak rencana tersebut.

Penolakan Keras dari AMIRA terhadap Kerja Sama Sampah

Ketua AMIRA, Iik Rohikmat, menyatakan penolakan keras terhadap rencana tersebut. Pandeglang bukan tempat pembuangan sampah dari daerah lain, tegasnya.

Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak lingkungan. Keuntungan retribusi dari kerjasama ini tidak sebanding dengan potensi kerusakan lingkungan.

AMIRA mendesak Pemkab Pandeglang membatalkan perjanjian kerjasama. Hal ini demi melindungi lingkungan dan masyarakat Pandeglang.

Lebih lanjut, Iik menyoroti pengelolaan sampah yang kurang optimal di Pandeglang. Saat ini, pengelolaan sampah hanya menghasilkan pendapatan dari penampungan, bukan dari proses pengolahannya.

Sistem yang ada hanya menciptakan tumpukan sampah. Hal ini berpotensi mencemari lingkungan sekitar dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Pemkab Pandeglang: Alasan dan Tanggapan

Pemkab Pandeglang sebelumnya menyatakan persetujuan atas usulan Pemkot Tangsel. Hal ini berdasarkan permohonan yang disampaikan beberapa bulan lalu.

Sekretaris DLH Pandeglang, Winarno, mengkonfirmasi persetujuan tersebut. Proses administrasi masih berlangsung, namun prinsipnya Pemkab Pandeglang setuju.

Winarno menjelaskan alasan Pemkab Pandeglang setuju atas kerjasama ini. Salah satu alasannya adalah ketersediaan lahan yang belum terpakai.

Rencana penggunaan teknologi pengolahan sampah juga menjadi pertimbangan. Pemkab juga berencana menyiapkan lahan baru di Cigeulis.

Dampak Lingkungan dan Masa Depan Pengelolaan Sampah Pandeglang

Perdebatan ini menyoroti pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Bukan hanya soal retribusi, melainkan juga dampak lingkungan jangka panjang.

Keberhasilan pengelolaan sampah bergantung pada strategi komprehensif. Hal ini termasuk pengolahan sampah, bukan hanya penampungan.

Ke depan, dibutuhkan transparansi dan partisipasi publik dalam pengambilan keputusan. Masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengawasan pengelolaan sampah.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Semoga ke depannya, pengelolaan sampah di Pandeglang dapat dilakukan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button