Hancurkan 3 Hambatan Fokus Kerja: Rahasia Produktivitas dari Pakar Mental

Advokat kesehatan mental, Gayathri Arvind, mengungkap tiga hambatan utama yang seringkali menghambat fokus dan produktivitas. Hambatan-hambatan ini, seringkali tersembunyi dalam kebiasaan sehari-hari, kondisi biologis, dan lingkungan sekitar.
Arvind menjelaskan bahwa hilangnya fokus seringkali bukan karena kurangnya kemauan, melainkan karena otak yang sudah kelelahan bahkan sebelum memulai aktivitas.
Otak Lelah Sebelum Memulai Aktivitas
Aktivitas sehari-hari yang tampak sepele, seperti mengecek media sosial atau memilih pakaian, ternyata menghabiskan energi kognitif. Scrolling tanpa tujuan, misalnya, sangat merangsang otak secara berlebihan.
Arvind menganalogikannya seperti baterai ponsel yang cepat habis karena terlalu banyak aplikasi yang dibuka. Untuk mengatasinya, kurangi pengambilan keputusan kecil di pagi hari dan hindari stimulasi digital yang berlebihan.
Rencanakan tugas-tugas penting saat energi mental masih melimpah. Prioritaskan tugas-tugas yang membutuhkan fokus maksimal di waktu otak masih segar.
Nutrisi Otak yang Terabaikan
Fokus bukan hanya soal aplikasi produktivitas atau kafein. Otak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk berfungsi optimal.
Otak, meski hanya 2% dari berat badan, membutuhkan 20% energi harian tubuh. Nutrisi penting meliputi protein, lemak sehat (omega-3), dan mikronutrien seperti vitamin B, magnesium, dan seng.
Hindari karbohidrat kosong dan lonjakan gula. Konsumsi makanan bergizi seimbang dan cukup tidur (7-8 jam) untuk mendukung kesehatan otak.
Terjebak dalam “Reaction Mode”
Di era digital, banyak orang terjebak dalam “reaction mode”, selalu bereaksi terhadap notifikasi dan tuntutan eksternal. Hal ini mengganggu kemampuan fokus mendalam.
Kita perlu menyadari bahwa sistem digital dirancang untuk menarik perhatian. Latih fokus secara bertahap, seperti melatih otot, dengan menjadwalkan waktu fokus khusus.
Kurangi gangguan digital dan tanyakan pada diri sendiri, apakah aktivitas tersebut sepadan dengan energi yang dikeluarkan. Bangun lingkungan yang mendukung fokus, baik secara fisik maupun digital.
Intinya, fokus bukanlah bakat alami, melainkan keterampilan yang bisa diasah. Dengan memahami dan mengatasi ketiga hambatan ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan fokus dan produktivitas secara signifikan. Membangun kesadaran diri dan menerapkan strategi yang tepat merupakan kunci untuk mencapai fokus optimal.