Kenali Tanda Kanker Bayi: Gejala Awal & Pencegahan Penting

Kanker merupakan penyakit serius yang dapat berkembang dengan cepat dan berdampak fatal. Meskipun kerap dikaitkan dengan usia dewasa, kanker juga bisa menyerang bayi, meskipun kasusnya relatif jarang. Memahami jenis-jenis kanker pada bayi, gejala-gejalanya, dan pilihan pengobatan yang tersedia sangat penting bagi orang tua dan tenaga medis. Informasi ini akan membantu dalam deteksi dini dan penanganan yang tepat untuk meningkatkan peluang kesembuhan si kecil.
Bayi baru lahir rentan terhadap berbagai penyakit, dan kanker termasuk salah satunya. Meskipun angka kejadiannya rendah dibandingkan dengan kelompok usia lain, pengetahuan tentang kanker pada bayi tetap krusial untuk intervensi dini. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kanker pada bayi.
Bisakah Bayi Terkena Kanker?
Ya, bayi bisa terkena kanker. Meskipun jarang, beberapa jenis kanker dapat muncul bahkan sejak bulan pertama kehidupan. Sebuah studi di Prancis (2000-2014) mencatat sekitar 185 bayi didiagnosis kanker setiap tahunnya. Angka ini mewakili 11% dari keseluruhan kasus kanker pada anak di bawah 15 tahun.
Sekitar 10% kasus kanker pada anak disebabkan oleh faktor genetik, seperti mutasi gen RB1 (retinoblastoma) atau TP53 (sindrom Li-Fraumeni). Faktor lain yang perlu diwaspadai adalah malformasi kongenital (kelainan bawaan) atau riwayat kanker dalam keluarga.
Pengawasan dan skrining genetik sejak dini disarankan untuk bayi dengan risiko tinggi. Diagnosis dan penanganan yang cepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Orang tua dan tenaga medis perlu mewaspadai gejala-gejala yang tidak biasa pada bayi.
Jenis-Jenis Kanker pada Bayi
Berbagai jenis kanker dapat menyerang bayi. Neuroblastoma merupakan jenis yang paling umum, seringkali muncul pada masa neonatal (kurang dari 1 bulan). Kanker ini berasal dari jaringan saraf simpatik dan sering ditemukan di kelenjar adrenal, namun juga bisa muncul di leher, dada, atau panggul.
Leukemia, khususnya leukemia mieloid akut (AML) dan leukemia limfoblastik akut (ALL), merupakan kanker darah yang juga dapat menyerang bayi. Sekitar seperempat kasus kanker pada bayi adalah leukemia, ditandai dengan produksi sel darah putih abnormal yang berlebihan.
Retinoblastoma adalah kanker mata yang berkembang dari retina. Sekitar 17% kanker bayi merupakan retinoblastoma. Gejala yang mudah dikenali adalah refleks putih pada pupil mata (“mata kucing”).
Tumor otak dan sistem saraf pusat (SSP) seperti glioma, ependimoma, dan medulloblastoma juga bisa terjadi pada bayi (sekitar 11% kasus). Deteksi dini sangat penting karena dapat memengaruhi fungsi neurologis secara permanen.
Tumor ginjal, termasuk tumor Wilms (nephroblastoma), mesoblastik nefroma kongenital, dan tumor rabdoid ginjal, juga dapat menyerang bayi (sekitar 10% kasus). Benjolan di perut, hipertensi, atau hematuria (darah dalam urine) menjadi gejala yang perlu diwaspadai.
Hepatoblastoma adalah kanker hati paling umum pada bayi dan balita. Kondisi ini biasanya muncul sebelum usia 3 tahun dan seringkali didiagnosis melalui massa perut atau kadar alfa-fetoprotein (AFP) yang tinggi dalam darah.
Tumor sel germinal, seperti teratoma dan tumor yolk sac, berasal dari sel-sel yang berkembang menjadi organ reproduksi. Pada bayi, tumor ini sering muncul di daerah sakrokoksigeal.
Sarkoma jaringan lunak, seperti rabdomiosarkoma dan fibrosarkoma infantil, merupakan kanker yang tumbuh dari jaringan otot, lemak, atau jaringan ikat. Meskipun jarang, kanker ini bisa menyerang bayi dan muncul sebagai benjolan di bawah kulit.
Gejala Kanker pada Bayi dan Penanganannya
Gejala kanker pada bayi seringkali tidak spesifik dan mirip dengan penyakit lain. Oleh karena itu, kewaspadaan orang tua dan tenaga medis sangat penting. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain: benjolan atau pembengkakan, mata terlihat aneh (leukokoria atau juling), muntah sering, pertumbuhan kepala cepat membesar, demam lama, kelelahan, penurunan berat badan, mudah memar atau berdarah, nyeri tulang atau sendi, masalah pencernaan, dan darah dalam tinja atau urine.
Penanganan kanker pada bayi memerlukan tim medis spesialis, termasuk onkolog anak, ahli bedah, radiolog, dan neonatolog. Pendekatan pengobatan disesuaikan dengan jenis, lokasi, dan kondisi fisiologis bayi.
Pembedahan sering menjadi pilihan utama untuk mengangkat tumor padat. Kemoterapi digunakan untuk berbagai jenis kanker, tetapi dosisnya harus disesuaikan dengan hati-hati. Radioterapi jarang digunakan karena risiko efek samping jangka panjang.
Transplantasi sel induk hematopoietik (HSCT) dapat menjadi pilihan untuk kanker darah yang resisten atau kambuh. Imunoterapi dan terapi bertarget merupakan pendekatan baru yang menjanjikan.
Setiap kasus kanker pada bayi unik, dan konsultasi dengan tim medis sangat penting untuk menentukan pengobatan terbaik. Deteksi dini dan penanganan tepat sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Meskipun tingkat kesembuhan bergantung pada jenis dan stadium kanker, perawatan yang tepat dapat memberikan harapan yang lebih baik bagi bayi yang terdiagnosis kanker.