Berita

Kisah Inspiratif Hasto: Rutan, Buku, dan Persahabatan Tak Terduga

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dilaporkan tetap produktif selama masa penahanannya di Rutan Merah Putih KPK. Berbagai kegiatan positif dilakukan, termasuk menulis buku dan menjalin keakraban dengan sesama tahanan.

Salah satu kegiatannya yang menonjol adalah menulis buku. Bahkan, selama masa tahanan, ia berhasil menyelesaikan lima buku.

Kegiatan Produktif Hasto Kristiyanto di Rutan

Menurut Politikus PDI Perjuangan, Guntur Romli, kelima buku tersebut merupakan refleksi Hasto terhadap perjuangan tokoh-tokoh bangsa Indonesia. Proses penulisan buku-buku tersebut dilakukan dengan penuh kesungguhan, salah satunya dengan tirakat puasa selama tiga hari tiga malam.

Guntur Romli menyampaikan hal ini saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada Kamis, 5 Juni 2025. Ia menegaskan bahwa hal ini membuktikan kondisi fisik dan mental Hasto tetap prima selama di tahanan.

Buku “Spiritualitas PDI Perjuangan”

Salah satu buku yang ditulis Hasto adalah “Spiritualitas PDI Perjuangan”. Buku setebal 285 halaman ini dipersembahkan khusus untuk Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Hasto menjelaskan, buku ini menggambarkan semangat perjuangan kader PDI Perjuangan yang selaras dengan cita-cita bangsa Indonesia. Ia menekankan bahwa masa penahanan justru membuatnya semakin produktif dan sehat, baik secara fisik maupun mental.

Selain buku “Spiritualitas PDI Perjuangan”, Hasto juga menyelesaikan beberapa buku lainnya. Salah satunya berjudul “Suara Kemanusiaan”, yang berisikan tentang cita-cita kemanusiaan dan keadilan. Semua buku tersebut, kata Hasto, merupakan persembahan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kesadaran hukum.

Keakraban dengan Sesama Tahanan dan Pencabutan Permohonan Pindah Rutan

Awalnya, Hasto mengajukan permohonan untuk dipindahkan dari Rutan Gedung Merah Putih KPK ke Rutan Salemba. Permohonan tersebut disampaikan oleh kuasa hukumnya, Ronny Talapessy, kepada majelis hakim pada sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat, 21 Maret 2025.

Alasan permohonan pemindahan tersebut adalah pembatasan izin kunjungan. Pihak Hasto meminta agar kolega dan sahabatnya juga dapat menjenguk. Namun, sepekan kemudian, permohonan tersebut dicabut.

Guntur Romli menjelaskan bahwa Hasto merasa nyaman dan telah membangun keakraban dengan sesama warga binaan di Rutan Merah Putih. Teman-teman Hasto di Rutan Merah Putih juga keberatan jika ia dipindahkan.

Kesimpulannya, masa penahanan Hasto Kristiyanto di Rutan Merah Putih KPK justru menjadi waktu yang produktif bagi dirinya. Selain menyelesaikan lima buah buku, ia juga berhasil membangun keakraban dengan sesama tahanan. Kelima buku tersebut merefleksikan pemikirannya tentang perjuangan tokoh bangsa dan semangat kader PDI Perjuangan dalam membangun bangsa Indonesia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button