Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya: Presiden Prabowo Pimpin Evakuasi Cepat
Presiden Prabowo Subianto, saat kunjungan kenegaraan di Arab Saudi, menerima laporan tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025. Kejadian ini langsung mendapat perhatian serius dari Presiden, yang tengah berada di luar negeri. Instruksi cepat untuk penyelamatan korban pun segera dikeluarkan.
Kejadian ini menyita perhatian publik dan pemerintah. Kapal penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk mengalami kecelakaan akibat cuaca buruk. Proses evakuasi dan pencarian korban pun segera dilakukan dengan mengerahkan berbagai pihak.
Respon Cepat Pemerintah atas Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
Presiden Prabowo, meski berada di Arab Saudi, langsung menginstruksikan tindakan penyelamatan kepada seluruh pihak terkait. Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menyampaikan arahan Presiden untuk segera melakukan tanggap darurat. Instruksi ini mencakup Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan lembaga penanganan bencana lainnya.
Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam menangani tragedi ini. Koordinasi antar lembaga terkait dilakukan secara intensif guna memaksimalkan upaya penyelamatan korban. Respon cepat ini diharapkan dapat meminimalisir jumlah korban jiwa.
Kronologi dan Detail Insiden Tenggelamnya Kapal
KMP Tunu Pratama Jaya, membawa 53 penumpang (termasuk 12 kru) dan 22 kendaraan, mengalami distress di koordinat 8°932.35″S 114°25’6.38″E pukul 23.20 WIB. Kapal tersebut mengirimkan sinyal bahaya sebelum akhirnya tenggelam sekitar 15 menit kemudian, tepatnya pukul 23.35 WIB.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, menjelaskan kronologi kejadian. Cuaca ekstrem di Selat Bali menjadi penyebab utama kecelakaan ini. Informasi mengenai kondisi kapal sebelum tenggelam masih terus diselidiki.
Tantangan Tim Penyelamat
Tim SAR gabungan, yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, KPLP, ASDP, Syahbandar dan unsur terkait lainnya, menghadapi tantangan berat. Gelombang tinggi mencapai 2-2,5 meter, angin kencang, dan arus laut yang kuat menghambat proses pencarian dan penyelamatan.
Kondisi cuaca ekstrem ini menambah kompleksitas operasi pencarian dan pertolongan. Tim SAR gabungan bekerja keras untuk mengatasi hambatan tersebut agar dapat menyelamatkan para korban secepat mungkin.
Upaya Penyelamatan dan Kondisi Terkini
Hingga Kamis pagi pukul 10.00 WIB, sebanyak 31 penumpang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Sayangnya, empat orang ditemukan meninggal dunia. Identifikasi korban masih berlangsung. Upaya pencarian penumpang lainnya terus dilakukan.
Operasi SAR masih berlangsung melibatkan berbagai armada laut dan tim penyelamat. Kemenhub memastikan seluruh langkah evakuasi dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. Fokus utama adalah keselamatan korban dan kelancaran operasi penyelamatan.
Pemerintah menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi ini. Kemenhub berkomitmen penuh untuk mengevakuasi seluruh korban dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait. Proses investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Semoga seluruh korban yang masih hilang segera ditemukan.




