Yeyen Tumena dan Malut United: Damai, Ada Permintaan Maaf
Kasus sengketa antara Malut United dengan mantan direktur tekniknya, Yeyen Tumena, telah resmi berakhir. Perselisihan yang sempat menjadi sorotan publik ini berakhir dengan permintaan maaf dari Yeyen Tumena kepada pemilik klub. Hal ini menandai penutupan babak baru dalam perjalanan klub sepak bola Malut United.
Konflik tersebut melibatkan Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury, keduanya dipecat dari Malut United karena dugaan pelanggaran serius. Tuduhan yang dilayangkan kepada mereka cukup berat dan berdampak signifikan terhadap reputasi klub.
Pemecatan dan Tuduhan Pelanggaran
Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena didepak dari Malut United karena diduga melakukan tindakan yang merugikan klub. Keduanya dituduh meminta sejumlah uang kepada pemain yang dikontrak.
Tidak hanya itu, mereka juga diduga meminta sejumlah uang tambahan kepada pemain yang ingin masuk skuad utama Laskar Kie Raha. Tindakan ini jelas melanggar aturan dan etika kepelatihan.
Permintaan Maaf dan Penyelesaian Masalah
Setelah beberapa waktu berlalu, permasalahan antara Malut United dan kedua mantan stafnya, Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena, akhirnya menemukan titik terang. Imran Nahumarury telah lebih dulu menyampaikan permintaan maafnya kepada pihak klub.
Selanjutnya, Yeyen Tumena juga mengikuti jejak Imran dengan menyampaikan permintaan maaf. Permintaan maaf Yeyen Tumena diterima oleh pihak Malut United, ditandai dengan pernyataan resmi Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh.
Asghar Saleh menyatakan bahwa masalah tersebut telah selesai dan tidak ada lagi perselisihan antara klub dengan Yeyen Tumena. Pihak klub menerima permintaan maaf Yeyen Tumena dan menganggap kasus ini telah tertutup.
Hubungan Baik dan Fokus ke Musim Depan
Meskipun terjadi konflik dan pemecatan, Malut United tetap ingin menjaga hubungan baik dengan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena. Hal ini menunjukkan profesionalisme manajemen klub dalam menyelesaikan masalah.
Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena bergabung dengan Malut United sejak tahun 2023, ketika klub tersebut masih berjuang di Liga 2. Kontribusi keduanya selama dua tahun dinilai cukup signifikan.
Asghar Saleh menegaskan bahwa hubungan pertemanan antara pemilik klub dengan Yeyen Tumena tetap terjaga, meski kerja sama di bidang sepak bola telah berakhir. Hal yang sama juga berlaku bagi seluruh manajemen klub.
Kini, Malut United fokus mempersiapkan diri menghadapi musim kompetisi Liga 1 2025/2026. Mereka tidak hanya menargetkan prestasi baik di kompetisi domestik, tetapi juga di Kejuaraan Klub ASEAN.
Manajemen Malut United juga berharap agar Yeyen Tumena dan Imran Nahumarury dapat sukses dalam karier kepelatihan mereka di masa mendatang. Semoga kasus ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak.
Secara keseluruhan, penyelesaian kasus ini menunjukkan profesionalisme dari semua pihak yang terlibat. Malut United mampu mengatasi krisis internal dengan baik, dan fokus kembali ke tujuan utama mereka di lapangan hijau. Semoga ke depannya, klub ini dapat terus berkembang dan meraih prestasi gemilang.