Rahasia Tersembunyi Yogyakarta: Desa Miskin “Permata Jawa” & Utang Bupati

Kabupaten Kulon Progo, terletak di barat Daerah Istimewa Yogyakarta, menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Dari dataran hingga perbukitan Menoreh dan pesisir selatan, potensi pariwisatanya sangat besar.
Kulon Progo kerap disebut “Permata dari Pulau Jawa” karena keindahan alamnya yang masih terjaga.
Namun, ironisnya, data BPS September 2024 menunjukkan Kulon Progo sebagai wilayah termiskin di DIY dengan angka kemiskinan 15,62%.
Kulon Progo: Paradoks Keindahan dan Kemiskinan
Tingkat kemiskinan Kulon Progo jauh di atas rata-rata DIY. Ini menjadi tantangan besar dalam penanggulangan kemiskinan.
Posisi Kulon Progo sebagai daerah penyangga Yogyakarta semakin mempertegas paradoks ini.
Banyak warga Kulon Progo bekerja di Yogyakarta, namun hal ini belum berdampak signifikan pada pengentasan kemiskinan di daerahnya.
Potensi yang Belum Termaksimalkan
Sektor pariwisata dan UMKM di Kulon Progo sebenarnya cukup aktif. Destinasi wisata seperti Kalibiru, Waduk Sermo, dan Pantai Glagah cukup populer.
UMKM seperti batik khas Kulon Progo dan produk pangan lokal juga berkembang. Namun, kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat masih terbatas.
Kendala akses dan permodalan diduga menjadi penyebab utama kurang optimalnya kontribusi sektor pariwisata dan UMKM.
Ketimpangan Sosial: Kontras Kekayaan Pejabat dan Kemiskinan Rakyat
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Maret 2025 mencatat kekayaan Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, mencapai Rp26,6 miliar.
Kekayaan tersebut didominasi aset tanah dan bangunan, termasuk tanah di Surakarta senilai Rp5,36 miliar. Beliau juga memiliki kendaraan mewah seperti Jeep Wrangler Rubicon dan Toyota Vellfire.
Kontras yang tajam antara kekayaan pejabat dan kemiskinan sebagian besar masyarakat menunjukkan adanya ketimpangan ekonomi yang signifikan.
Beberapa faktor penyebab tingginya angka kemiskinan di Kulon Progo perlu diteliti lebih lanjut.
Ketimpangan infrastruktur, keterbatasan akses pendidikan dan kesehatan, serta ketergantungan ekonomi pada wilayah lain menjadi beberapa faktor penyebab utama.
Pola konsentrasi kekayaan juga menjadi sorotan. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Langkah Strategis Menuju Kesejahteraan Kulon Progo
Penguatan UMKM berbasis desa melalui program inkubasi bisnis dan akses permodalan sangat dibutuhkan.
Perluasan infrastruktur konektivitas, seperti peningkatan jalan desa dan jembatan, akan mempermudah perputaran ekonomi lokal.
Optimalisasi Dana Keistimewaan DIY agar merata ke kabupaten penyangga, termasuk Kulon Progo, juga perlu dipertimbangkan.
Transparansi dan integritas pejabat publik menjadi kunci. Pemeriksaan LHKPN harus dilakukan secara ketat dan berkala.
Kulon Progo, dengan julukan “Permata dari Pulau Jawa”, menyimpan ironi kemiskinan dan ketimpangan. Kepemimpinan yang kuat dan pembangunan yang adil menjadi kunci untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya.
Mewujudkan Kulon Progo sebagai permata yang bersinar bagi seluruh rakyatnya membutuhkan komitmen nyata dari seluruh pihak. Perbaikan infrastruktur, pemberdayaan UMKM, dan pemerataan pembangunan menjadi kunci untuk mengubah nasib daerah ini.