Gaya Hidup

4 Langkah Ampuh Lepas dari Hubungan Toksik & Pulih Total

Menjalani hubungan toksik meninggalkan luka mendalam. Proses penyembuhan bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan untuk melepaskan diri dari bayang-bayang masa lalu.

Meskipun pasangan sudah tak lagi hadir, luka batin dapat terus menghantui jika proses penyembuhan diabaikan.

Hal ini ditegaskan oleh Gayathri Arvind, seorang pakar kesehatan mental. Ia menekankan pentingnya penyembuhan untuk memutus siklus negatif.

Memutus Siklus Toksik: Lepas Total, Bukan Hanya Secara Fisik

Hubungan toksik menciptakan ketergantungan layaknya kecanduan. Otak terbiasa dengan naik-turun emosi yang diciptakan pasangan.

Kondisi ini disebut *intermittent reinforcement*, membuat otak selalu waspada dan mencari “sensasi” dari drama hubungan, meski menyakitkan.

Setelah putus, otak masih mencari “suntikan kecanduan”. Oleh karena itu, putus kontak total, termasuk media sosial, sangat penting.

Menghindari kontak sama artinya dengan memprioritaskan diri sendiri, bukan bertindak kejam.

Mengolah Emosi: Izinkan Diri untuk Merasa

Putus dari hubungan toksik memicu badai emosi; marah, sedih, hingga hampa.

Merindukan seseorang yang telah menyakiti adalah hal wajar. Emosi ini valid, terlepas dari sifat hubungan yang toksik.

Izinkan diri merasakan semua emosi tanpa rasa bersalah. Ekspresikan melalui tulisan, tangisan, atau curhat pada orang terpercaya.

Namun, hindari tindakan yang memberi makan emosi negatif, seperti mengecek media sosial mantan.

Bangun Kembali Diri: Temukan Kembali Jati Diri

Hubungan toksik seringkali membuat individu kehilangan jati diri. Hobi terabaikan, kepercayaan diri menurun.

Mulailah dengan hal kecil; melukis, menulis, belajar hal baru. Lakukan sesuatu yang menyenangkan dan “milikmu”.

Tindakan-tindakan kecil ini secara bertahap membangun kembali kepercayaan diri dan rasa cinta diri.

Setiap aktivitas yang dilakukan demi diri sendiri, akan mengembalikan keutuhan jati diri yang hilang.

Sembuh untuk Diri Sendiri: Lepaskan Pengaruh Masa Lalu

Penyembuhan sejati berfokus pada diri sendiri, bukan untuk mendapat pengakuan dari mantan.

Jangan biarkan keinginan untuk membuat mereka menyesal mengendalikan proses penyembuhan.

Tujuannya adalah kedamaian batin, bukan untuk pamer di media sosial.

Kebebasan sejati tercapai saat Anda benar-benar merasa “tidak peduli lagi” dengan apa yang dipikirkan mantan.

Proses penyembuhan dari hubungan toksik membutuhkan waktu dan kesabaran. Prioritaskan kesehatan mental dan bangun kembali kekuatan dari dalam diri sendiri. Dengan begitu, Anda dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button