Lindungi Kesehatan Mentalmu: 5 Tanda Butuh Batasan Diri Sekarang

Kita sering diajarkan bahwa kebaikan berarti selalu mengiyakan dan menolong orang lain. Namun, perlahan kita bisa kehilangan diri sendiri dalam prosesnya.
Kelelahan, kehilangan energi, dan merasa tak terlihat adalah beberapa tanda kita perlu menetapkan batasan.
Menurut advokat kesehatan mental Gayathri Arvind, membuat batasan diri adalah kunci untuk mengatasi masalah ini.
Tanda-Tanda Anda Membutuhkan Batasan Diri
Merasa lelah terus-menerus tanpa alasan yang jelas merupakan indikasi utama. Energi dan emosi terkuras karena selalu membantu orang lain.
Kesulitan mengatakan “tidak” juga menjadi pertanda. Rasa bersalah yang muncul ketika menolak permintaan orang lain menunjukkan kurangnya batasan.
Merasa tidak penting dalam hidup sendiri merupakan konsekuensi dari terlalu memprioritaskan orang lain. Kapan terakhir kali Anda melakukan sesuatu untuk diri sendiri?
Orang lain menganggap Anda selalu tersedia. Hal ini disebabkan kebiasaan Anda selalu mengatakan “ya”, sehingga mereka tak lagi bertanya.
Terakhir, membantu orang lain bukan karena ikhlas, melainkan karena kebiasaan. Kelelahan dan rasa terbebani menunjukkan kurangnya batasan diri.
Kebaikan Bukan Berarti Mengorbankan Diri Sendiri
Masyarakat sering mengajarkan bahwa menolak permintaan adalah hal yang egois. Padahal, setiap “ya” yang kita ucapkan memiliki konsekuensi.
Mengatakan “ya” pada orang lain di tengah malam berarti mengatakan “tidak” pada kesehatan diri sendiri. Konsistensi mengatakan “tidak” pada kebutuhan diri sendiri akan berdampak buruk.
Gayathri Arvind menekankan bahwa kelelahan bukan disebabkan oleh membantu orang lain, melainkan karena terus menolak kebutuhan diri sendiri.
Belajar Mengatakan “Tidak” dengan Bijak
Menetapkan batasan bukan berarti berhenti peduli atau menjauhi orang lain. Ini tentang mengarahkan waktu, energi, dan kasih sayang dengan bijak.
Sebelum menerima permintaan, tanyakan pada diri sendiri: Apakah saya benar-benar ingin melakukannya? Apa yang akan saya korbankan? Apakah saya rela dengan pengorbanan itu?
Jika jawabannya menimbulkan keraguan, katakan “tidak” dengan sopan. Jangan ragu untuk menolak sampai Anda merasa yakin.
Dengan konsisten menetapkan batasan, Anda akan menghargai diri sendiri. Secara perlahan, orang lain pun akan belajar untuk menghormati batasan tersebut.
Ada kemungkinan orang lain akan kecewa atau marah. Namun, konsistensi dan kesopanan adalah kunci.
Dengan menghargai diri sendiri, Anda akan merasa lebih dihargai dan diperhatikan. Bukan karena dunia berubah, tetapi karena Anda telah berubah.
Dengan demikian, menetapkan batasan diri bukan tindakan egois, melainkan sebuah bentuk kasih sayang pada diri sendiri yang penting untuk kesejahteraan mental jangka panjang. Prioritaskan diri Anda, dan Anda akan melihat dampak positifnya, baik pada kesehatan mental maupun hubungan dengan orang lain.