Rahasia Sukses PPG 2025: Kuasai Filosofi Pendidikan & Nilai Modul FPPN!

Post Test PPG 2025 Modul FPPN 2: Panduan Menjawab Soal Studi Kasus Etika Kependidikan
Modul FPPN 2 PPG 2025 menyajikan studi kasus yang menantang guru untuk menerapkan filosofi pendidikan dan nilai-nilai etika dalam situasi kompleks. Tujuannya adalah menguji kemampuan guru dalam pengambilan keputusan yang bijak dan bermoral.
Menangani Kasus Plagiarisme di Kelas
Salah satu studi kasus membahas guru yang menemukan adanya plagiarisme dalam ulangan Bahasa Indonesia. Guru dihadapkan pada dilema antara menegakkan kejujuran dan melindungi kepercayaan diri siswa.
Menanamkan nilai kejujuran sangat penting. Solusi yang tepat adalah memberikan konsekuensi yang adil, namun juga memfasilitasi siswa untuk berefleksi dan belajar dari kesalahan.
Program kelas untuk menanamkan kejujuran secara rutin juga diperlukan. Ini membantu mencegah kejadian serupa di masa depan dan membangun budaya integritas di kelas.
Menangani Gratifikasi dari Wali Murid
Studi kasus lainnya menggambarkan situasi seorang guru yang menerima hadiah dari wali murid. Guru dihadapkan pada dilema antara menghargai niat baik wali murid dan mematuhi peraturan tentang gratifikasi.
Penerimaan hadiah dari wali murid berpotensi melanggar aturan. Solusi yang bijak adalah dengan mengedukasi wali murid agar memahami pentingnya menghindari pemberian hadiah kepada guru.
Hal ini membangun budaya transparansi dan menghindari potensi konflik kepentingan. Sikap tegas namun santun perlu ditunjukkan untuk menjaga hubungan baik dengan wali murid.
Menghadapi Tantangan Teknologi dalam Pembelajaran
Studi kasus lain membahas penggunaan AI oleh siswa dalam ujian Matematika. Guru dihadapkan pada dilema antara menghargai inovasi teknologi dan memastikan tercapainya tujuan pembelajaran yang sebenarnya.
Penggunaan AI secara tidak terkontrol dapat mengurangi pemahaman konseptual siswa. Solusi yang tepat adalah mendiskusikan etika penggunaan AI dalam konteks pembelajaran dan ujian.
Guru perlu membimbing siswa dalam menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan bijak. Hal ini memastikan teknologi dimanfaatkan sebagai alat bantu belajar, bukan jalan pintas untuk mendapatkan jawaban.
Menangani Kebutuhan Belajar Siswa yang Beragam
Seorang guru dihadapkan pada tantangan untuk memfasilitasi kebutuhan belajar siswa baru yang kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kota dan materi pelajaran yang kurang relevan dengan latar belakangnya.
Menyesuaikan metode pembelajaran dengan latar belakang siswa penting untuk keberhasilan pembelajaran. Guru perlu berkomunikasi dengan siswa tersebut untuk memahami kesulitannya dan merancang strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi ini perlu mempertimbangkan kebutuhan siswa lainnya agar keseimbangan pembelajaran tetap terjaga. Pendekatan individualisasi tanpa mengorbankan pembelajaran siswa lain menjadi kunci keberhasilan.
Mengelola Perilaku Siswa yang Mengganggu Diskusi Kelompok
Studi kasus terakhir membahas siswa yang sering memotong pembicaraan dan mengabaikan pendapat teman dalam diskusi kelompok. Guru perlu membantu siswa tersebut menyadari pentingnya empati dan menghargai pendapat orang lain.
Membina siswa secara pribadi sangat penting untuk memahami akar permasalahan. Guru perlu memfasilitasi refleksi perilaku siswa dan mendiskusikan nilai respek dalam interaksi sosial.
Penting untuk melakukannya tanpa membuat siswa merasa disudutkan. Tujuannya adalah membantu siswa belajar dan berkembang, bukan untuk menghukum.
Kunci jawaban yang diberikan dalam artikel ini bertujuan sebagai panduan belajar. Kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah secara kritis jauh lebih penting daripada sekadar menghafal jawaban. Memahami prinsip-prinsip etika kependidikan dan kemampuan menerapkannya dalam situasi nyata merupakan kunci keberhasilan dalam profesi guru.