Berita

Rahasia Kuasai Empati Kognitif: Modul 2 PPG 2025 Dijelaskan!

Guru yang mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025 dihadapkan pada berbagai materi pembelajaran. Salah satunya adalah Pembelajaran Sosial dan Emosional, yang dibahas dalam Modul 2 Topik 2 di platform GTK.

Salah satu materi penting dalam modul tersebut adalah pengembangan empati kognitif. Pemahaman yang mendalam tentang konsep ini sangat krusial bagi para calon guru.

Memahami Empati Kognitif

Empati kognitif merupakan kemampuan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain secara rasional, tanpa terbawa emosi pribadi. Kemampuan ini penting dalam membangun hubungan positif dan efektif dalam lingkungan pendidikan.

Berbeda dengan empati emosional (afektif) yang melibatkan perasaan ikut merasakan, empati kognitif menekankan pada pemahaman kognitif terhadap perspektif orang lain.

Mengembangkan Empati Kognitif melalui *Receptive Learning*

Modul 2 Topik 2 PPG 2025 menunjukkan bahwa *receptive learning* menjadi kunci dalam mengembangkan empati kognitif.

*Receptive learning* melibatkan proses penerimaan informasi, khususnya dari interaksi sosial. Proses ini membantu peserta didik memahami perspektif yang berbeda.

Contoh penerapan *receptive learning* meliputi menyimak cerita orang lain, mengamati perilaku, dan memahami sudut pandang yang berbeda. Metode ini membangun kemampuan memahami orang lain secara kognitif.

Perbedaan dengan Metode Lain

Metode lain seperti *role play* dan *compassion* lebih menekankan pada aspek emosional empati, bukan kognitif. Penting untuk membedakan keduanya.

Meskipun penting, *role play* dan *compassion* bukanlah metode utama untuk mengembangkan empati kognitif. Fokus utama tetap pada pemahaman kognitif.

Pemahaman mendalam tentang perbedaan antara empati kognitif dan emosional sangat penting bagi pendidik. Hal ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif.

Dengan memahami dan menerapkan *receptive learning*, para guru dapat membantu siswanya mengembangkan empati kognitif yang penting untuk berinteraksi secara efektif dan membangun hubungan yang sehat. Kemampuan ini akan sangat bermanfaat dalam lingkungan kelas yang beragam.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button