Olahraga

Timnas Indonesia Bobol Beruntun: Analisis Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia menorehkan sejarah baru dengan lolos ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Ini merupakan pencapaian monumental, menjadikan Indonesia sebagai wakil ASEAN pertama yang melaju sejauh ini dalam kualifikasi Piala Dunia.

Namun, perjalanan menuju babak keempat ini tidak tanpa catatan. Timnas Indonesia kebobolan 20 gol dari 10 pertandingan di babak ketiga. Jumlah kebobolan yang cukup signifikan ini menjadi sorotan dan membutuhkan evaluasi mendalam.

Analisis Kebobolan Timnas Indonesia

Jumlah 20 gol yang diterima Timnas Indonesia mencerminkan tantangan besar dalam menghadapi tim-tim kuat Asia.

Kerapuhan lini belakang, kurangnya pengalaman pemain, dan tingginya angka pelanggaran menjadi faktor utama penyebab kebobolan yang tinggi.

Perbandingan dengan Negara ASEAN Lain

Meskipun kebobolan 20 gol, Timnas Indonesia relatif lebih baik dari beberapa negara ASEAN lain di babak ketiga kualifikasi sebelumnya.

Vietnam misalnya, kebobolan 19 gol pada kualifikasi 2022, Thailand 24 gol di 2018, dan Singapura 20 gol dalam 6 laga pada 2014.

Di Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia menempati posisi keempat dengan 12 poin, unggul atas China (9 poin) dan Bahrain (6 poin). Namun, kebobolan mereka sama dengan China, yaitu 20 gol.

Kekalahan telak 0-6 dari Jepang di laga terakhir menjadi penyebab utama tingginya jumlah kebobolan.

Meskipun demikian, Indonesia tetap menunjukkan progres dengan lolos ke babak keempat yang akan dihelat Oktober 2025.

Di babak ini, Timnas Indonesia akan menghadapi tim-tim kuat seperti Qatar, Oman, Uni Emirat Arab, Irak, dan Arab Saudi.

Perlu dicatat bahwa performa Timnas Indonesia bukanlah yang terburuk di antara negara-negara yang lolos ke babak keempat. Qatar misalnya kebobolan 24 gol, dan Oman 14 gol.

Faktor Penyebab Kebobolan dan Langkah ke Depan

Pertandingan melawan Jepang dan Australia menjadi bukti nyata kerentanan pertahanan Timnas Indonesia.

Indonesia kebobolan 10 gol dari dua laga melawan Jepang (4-0 dan 6-0), dan kalah 1-5 dari Australia. Dominasi penguasaan bola lawan yang signifikan membuat pertahanan Indonesia sering tertekan.

Sepanjang babak ketiga, Timnas Indonesia juga menerima 19 kartu kuning dan satu kartu merah.

Tingginya pelanggaran ini mengganggu ritme permainan dan berpotensi membuat pemain kunci absen karena akumulasi kartu.

Pelatih Patrick Kluivert telah berupaya melakukan pergantian pemain di lini belakang.

Namun, kurangnya pengalaman dan koordinasi antar pemain belakang membuat pertahanan masih rapuh.

Ke depan, fokus utama Timnas Indonesia adalah memperbaiki lini pertahanan.

Peningkatan koordinasi, disiplin, dan pengalaman pemain akan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan di babak keempat.

Dengan kerja keras dan strategi yang tepat, Timnas Indonesia berpeluang untuk memberikan kejutan dan semakin dekat dengan mimpi tampil di Piala Dunia.

Pernyataan pelatih Patrick Kluivert, “Kami sadar bahwa lini belakang masih harus dibenahi. Melawan tim-tim besar, kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Kami terus bekerja keras untuk meningkatkan koordinasi dan disiplin pertahanan agar bisa lebih solid di babak berikutnya,” menunjukkan komitmen untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button