Kisah Inspiratif: Dua Saudara, Dua Negara, Dua Karier Sepak Bola

Dalam dunia sepak bola internasional yang semakin global, kisah dua bersaudara, Eliano dan Tijjani Reijnders, menjadi contoh menarik bagaimana latar belakang keluarga multinasional dapat membentuk pilihan karier yang berbeda. Keduanya, meski berbagi akar keluarga yang sama, telah memilih jalur yang unik, baik dalam hal kewarganegaraan maupun karier sepak bola profesional mereka.
Perbedaan ini bukan sekadar soal identitas, melainkan juga strategi karier yang berbeda. Satu saudara memilih untuk mewakili Indonesia, sementara yang lain memilih Belanda. Mari kita telusuri lebih dalam perjalanan karier unik kedua bersaudara ini.
Eliano Reijnders: Menyambung Akar di Indonesia
Eliano Johannes Reijnders, lahir di Finlandia pada 23 Oktober 2000, saat ayahnya masih berkarir sebagai pesepakbola.
Saat ini, ia bermain sebagai bek kanan atau winger di PEC Zwolle, klub Eredivisie Belanda. Musim 2024/25, ia mencatatkan 21 penampilan dan mencetak satu gol.
Keputusannya membela Timnas Indonesia mengejutkan banyak pihak. Pada September 2024, ia resmi mengumumkan pilihannya.
Debutnya bersama Timnas Indonesia terjadi pada 10 Oktober 2024, dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain yang berakhir imbang 2-2.
Eliano menjelaskan keputusannya didasari oleh rasa hormat terhadap akar keluarganya dari Indonesia, khususnya dari pihak ibunya yang berasal dari Maluku.
Gaya bermainnya dinamis, menggabungkan peran bertahan dan menyerang dengan baik. Kecepatan dan kemampuan menyerang menjadi kekuatannya.
Tijjani Reijnders: Bersinar di Liga Top Eropa bersama Belanda
Berbeda dengan Eliano, kakaknya, Tijjani Reijnders, memilih mewakili Belanda.
Lahir di Zwolle, Belanda, pada 29 Juli 1998, Tijjani merupakan gelandang tengah yang kini bermain untuk Manchester City.
Pada musim 2024/2025, ia mencetak 10 gol dalam 37 penampilan bersama AC Milan, menunjukkan kontribusi signifikan di lini tengah.
Sejak 2023, ia telah membela Timnas Belanda dan telah mengumpulkan 23 caps dengan 4 gol hingga pertengahan 2025.
Ia telah berpartisipasi dalam ajang bergengsi seperti UEFA Euro 2024 dan UEFA Nations League.
Tijjani menjelaskan kebanggaannya mewakili negara kelahirannya dan berkompetisi di level tertinggi.
Gaya bermainnya sebagai gelandang tengah ditandai dengan visi permainan yang tajam, kemampuan distribusi bola yang akurat, dan stamina yang tinggi.
Ia sering menjadi pengatur tempo permainan dan mampu menciptakan peluang melalui tendangan jarak jauh dan pergerakan cerdas.
Dua Karier, Dua Pilihan: Sebuah Refleksi
Kisah Reijnders bersaudara menggarisbawahi kompleksitas pilihan karier dalam sepak bola modern.
Bukan hanya soal bakat dan kemampuan teknis, tetapi juga tentang identitas, kesempatan, dan ambisi personal.
Eliano membangun kariernya dengan memilih jalur yang mungkin memberikan kesempatan bermain lebih besar di level internasional, berkontribusi pada perkembangan sepak bola Asia Tenggara.
Sementara Tijjani, dengan kualitasnya yang mumpuni, memilih untuk berkompetisi di level tertinggi Eropa bersama timnas Belanda, menunjukkan konsistensi dan prestasi di kancah sepak bola elite.
Keduanya telah menunjukkan rasa hormat terhadap akar keluarga dan mengejar peluang terbaik untuk mengembangkan karier masing-masing.
Perjalanan karier mereka menjadi inspirasi, membuktikan bahwa dalam dunia sepak bola, jalan menuju kesuksesan dapat ditempuh melalui berbagai pilihan, dan setiap pilihan memiliki keunikan dan tantangannya sendiri.