Arema FC: Pemain Rasakan Atmosfer Suporter Fanatik di SD

Setelah Tragedi Kanjuruhan, dukungan suporter untuk Arema FC tampak meredup. Kehadiran Aremania di stadion masih terbatas, seakan trauma masih membekas dalam ingatan. Namun, sebuah momen unik menunjukkan bahwa semangat Aremania masih berkobar.
Pada Jumat, 13 Juni 2025, tiga pemain Arema FC, Jayus Hariono, Tito Hamzah, dan Shulton Fajar, merasakan hangatnya sambutan fanatisme suporter, tetapi bukan di lapangan hijau. Mereka justru mendapatkannya di sebuah sekolah dasar di Kabupaten Malang.
Sambutan Hangat di SDN 2 Wandanpuro
Kehadiran ketiga pemain Arema ini disambut antusias oleh ratusan siswa SDN 2 Wandanpuro. Mereka dikerubungi para siswa yang ingin berfoto dan meminta tanda tangan di baju maupun kertas.
Sejak memasuki halaman sekolah hingga acara berakhir, ketiganya tak henti-hentinya melayani permintaan para siswa. Shulton Fajar mengungkapkan rasa senangnya atas sambutan luar biasa tersebut.
“Saya baru pertama kali diundang ke sekolah sebagai pemain Arema. Senang sekali, apalagi saya asli Malang. Antusiasme mereka sungguh luar biasa,” ujar Shulton.
Motivasi dan Futsal Bersama Siswa
Pihak sekolah telah mempersiapkan kedatangan para pemain Arema dengan baik. Semua siswa dan guru mengenakan atribut Arema FC.
Selain memberikan motivasi kepada siswa yang bercita-cita menjadi pesepakbola profesional, ketiganya juga menyempatkan diri bermain futsal bersama para siswa.
Kesempatan ini bisa terwujud karena kompetisi Liga 1 sedang libur dan Arema FC belum memulai latihan. Ketiga pemain pun memiliki waktu luang yang cukup.
Nanda Bagus, mantan pemain Arema yang kini menjadi guru olahraga di SDN 2 Wandanpuro, mengungkapkan bahwa rencana mengundang pemain Arema sebenarnya sudah direncanakan beberapa tahun lalu.
Namun, rencana tersebut selalu tertunda karena kompetisi Liga 1 yang selalu berjalan. Kini, akhirnya cita-cita tersebut bisa terwujud.
Popularitas Tito Hamzah di Kalangan Siswa
Ada hal menarik yang terungkap dalam kegiatan tersebut. Ternyata, para siswa SDN 2 Wandanpuro lebih mengenal Tito Hamzah dibandingkan Jayus Hariono dan Shulton Fajar.
Padahal, jika dilihat dari segi senioritas dan pengalaman bermain, Jayus dan Shulton lebih berpengalaman. Para siswa bahkan sudah mengetahui nomor sepatu hingga asal daerah Tito yang juga berasal dari Kabupaten Malang.
Shulton menambahkan dengan bercanda, “Mungkin karena Tito yang termuda di antara kami, jadi dia lebih dikenal dan dianggap kakak sendiri oleh siswa SD.”
Program kunjungan pemain Arema ke sekolah-sekolah di Malang Raya sempat terhenti sejak pandemi COVID-19 tahun 2021. Kunjungan seperti ini ternyata sangat berkesan bagi para pemain.
Kegiatan ini menunjukkan bahwa meski trauma Tragedi Kanjuruhan masih ada, semangat Aremania terus menyala. Dukungan tidak hanya terlihat di stadion, tetapi juga terpancar dari semangat para siswa SDN 2 Wandanpuro.
Momen ini juga menjadi pengingat pentingnya peran pesepakbola sebagai figur inspiratif bagi generasi muda. Semoga kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara berkelanjutan untuk menciptakan ikatan positif antara pemain dan masyarakat.