Rahasia Orgasme: Panduan Lengkap Nikmatnya Hubungan Intim
Orgasme, puncak kenikmatan seksual, ditandai dengan respons fisik dan emosional yang kuat. Detak jantung meningkat, otot-otot berkontraksi, dan sensasi menyenangkan meliputi seluruh tubuh. Namun, pengalaman orgasme berbeda antara pria dan wanita. Mari kita telusuri perbedaan dan detailnya.
Apa itu Orgasme?
Orgasme adalah klimaks seksual yang menghasilkan sensasi kenikmatan intens dan menyeluruh. Ketegangan seksual yang menumpuk mencapai puncaknya, lalu diikuti pelepasan tekanan dalam tubuh dan alat kelamin.
Ciri-ciri fisik orgasme meliputi perasaan intens dan menyenangkan di alat kelamin dan seluruh tubuh. Otot-otot vagina, penis, dan anus berkontraksi berdenyut 5-8 kali. Detak jantung dan pernapasan juga meningkat.
Orgasme pada Pria dan Wanita: Perbedaan yang Menarik
Orgasme pada pria biasanya ditandai dengan ejakulasi, pelepasan air mani (sekitar 1-2 sendok makan). Ejakulasi dan orgasme biasanya terjadi bersamaan, meskipun ada kemungkinan terjadi satu tanpa yang lain.
Kondisi ‘orgasme kering’ (dry orgasm) terjadi ketika pria mengalami orgasme tanpa atau dengan sedikit sekali ejakulasi. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, namun dapat mengurangi peluang kehamilan. Seiring waktu, banyak pria menganggapnya sebagai hal normal.
Orgasme pada wanita ditandai dengan vagina yang terasa basah sebelum dan selama klimaks. Ejakulasi wanita, pelepasan cairan dari vulva, juga bisa terjadi, meski lebih jarang daripada pada pria. Kedua kondisi, baik dengan atau tanpa ejakulasi, termasuk normal.
Setelah orgasme, klitoris dan kepala penis terasa sangat sensitif atau tidak nyaman jika disentuh. ‘Sex flush’, perubahan warna pada dada, leher, dan wajah, juga bisa terjadi.
Pelepasan hormon endorfin setelah orgasme menyebabkan rasa mengantuk, rileks, dan bahagia. Banyak yang memanfaatkan ini untuk mengurangi stres, menghilangkan rasa sakit, atau meningkatkan kualitas tidur.
Anorgasmia: Kesulitan Mencapai Orgasme dan Cara Mengatasinya
Kesulitan mencapai orgasme, atau anorgasmia, bisa berupa keterlambatan, kesulitan, atau ketidakmampuan sama sekali untuk mencapai orgasme meskipun sudah ada rangsangan seksual yang cukup.
Ada beberapa jenis anorgasmia: seumur hidup (tidak pernah mengalami orgasme), akuisisi (pernah mengalami orgasme, tapi sekarang tidak), situasional (hanya bisa mengalami orgasme dalam situasi tertentu), dan umum (tidak bisa mengalami orgasme dalam situasi apa pun).
Penyebab anorgasmia beragam, meliputi kurangnya stimulasi yang tepat, stres, kurang komunikasi dengan pasangan, kurang foreplay, masalah medis, efek obat-obatan, trauma, dan kurangnya pemahaman diri sendiri. Menemukan penyebabnya adalah kunci utama untuk mengatasinya.
Untuk pria, meningkatkan kemampuan orgasme bisa dilakukan dengan berhenti merokok, menghindari seks atau masturbasi selama beberapa hari, dan menunda ejakulasi.
Pada wanita, mengatasi kesulitan mencapai klimaks bergantung pada penyebabnya. Perubahan gaya hidup, terapi, dan pengobatan medis (seperti terapi estrogen untuk wanita menopause) bisa menjadi pilihan.
Komunikasi yang terbuka dengan pasangan sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Jelajahi berbagai aktivitas seksual dan bangun romantisme. Konsultasi dengan terapis seks profesional juga disarankan jika kesulitan berlanjut. Memahami tubuh sendiri dan preferensi seksual juga sangat krusial. Dengan pemahaman yang baik, mencapai orgasme yang memuaskan akan lebih mudah terwujud.