HPV: Kenali Tipe Berbahaya & Pencegahan Kanker Serviks

Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang terkait erat dengan infeksi menular seksual dan kanker serviks. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis HPV berbahaya. Artikel ini akan menjelaskan perbedaan antara jenis HPV yang berbahaya dan yang tidak berbahaya, serta bagaimana mendeteksinya.
HPV terbagi menjadi dua kategori utama: risiko rendah dan risiko tinggi. Jenis HPV risiko rendah umumnya tidak menyebabkan penyakit serius.
Tipe HPV yang Tidak Berbahaya
HPV risiko rendah seringkali tidak menimbulkan gejala dan dapat hilang dengan sendirinya berkat sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, jenis HPV ini tidak berpotensi menyebabkan kanker.
Meskipun demikian, HPV risiko rendah tetap dapat menyebabkan kutil kelamin. Kutil ini dapat muncul di area genital, termasuk vulva, penis, leher rahim, dan anus.
HPV tipe 6 dan 11 adalah dua jenis HPV risiko rendah yang paling sering menyebabkan kutil kelamin. Kedua tipe ini bertanggung jawab atas sekitar 90% kasus kutil kelamin. Pengobatan biasanya difokuskan pada menghilangkan kutil itu sendiri.
Tipe HPV yang Berbahaya
Sebaliknya, HPV risiko tinggi dapat menyebabkan berbagai jenis kanker. Ada 14 jenis HPV yang dikategorikan sebagai risiko tinggi dan dikaitkan dengan perkembangan kanker.
HPV tipe 16 dan 18 adalah dua tipe HPV risiko tinggi yang paling sering dikaitkan dengan kanker. Jenis-jenis kanker yang dapat disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
1. Kanker Serviks
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV. Pemeriksaan Pap smear secara rutin sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan kanker serviks.
Deteksi dini melalui Pap smear memungkinkan pengobatan yang lebih efektif sebelum kanker berkembang menjadi stadium lanjut. Perdarahan vagina yang tidak normal, siklus menstruasi yang tidak teratur, nyeri saat berhubungan seksual, dan nyeri panggul, pinggang, atau kaki, merupakan gejala yang perlu diwaspadai.
2. Kanker Tenggorokan
Sekitar 70% kasus kanker tenggorokan disebabkan oleh jenis HPV tertentu. Infeksi HPV ini seringkali terkait dengan perilaku seksual berisiko.
Gejala kanker tenggorokan yang perlu diperhatikan meliputi kesulitan menelan, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, kesulitan berbicara, batuk persisten, dan radang tenggorokan yang tidak kunjung sembuh.
3. Kanker Anus
Lebih dari 90% kanker anus dikaitkan dengan infeksi HPV. Kasus kanker anus lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Keluarnya cairan dari anus, gatal pada anus, perdarahan dari anus, dan munculnya benjolan di dalam rektum atau anus, adalah tanda-tanda kanker anus yang perlu diwaspadai.
4. Kanker Penis
Kanker penis relatif jarang terjadi, tetapi lebih dari 60% kasus dikaitkan dengan infeksi HPV. Perlu adanya kesadaran akan gejala-gejala dini.
Penebalan kulit penis, munculnya benjolan, keluarnya darah atau cairan berbau tidak sedap dari kulup, pembengkakan pada ujung penis, dan munculnya benjolan pada kelenjar getah bening di sekitar penis (khususnya di pangkal paha) adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
5. Kanker Vagina
Sekitar 75% kasus kanker vagina disebabkan oleh infeksi HPV. Gejala pada tahap awal seringkali tidak terlihat.
Pada stadium lanjut, gejala kanker vagina dapat meliputi benjolan di dalam vagina, nyeri saat buang air kecil, perdarahan vagina yang tidak normal, dan keluarnya cairan keputihan yang encer.
6. Kanker Vulva
Kanker vulva, yang menyerang bagian luar vagina, juga sering dikaitkan dengan infeksi HPV (sekitar 70% kasus). Penting untuk mengetahui gejala-gejalanya.
Nyeri saat tekanan pada vagina, munculnya benjolan seperti kutil di bagian luar vagina, penebalan kulit luar vagina, dan gatal yang tidak kunjung hilang, merupakan beberapa tanda kanker vulva.
Cara Membedakan Tipe HPV yang Berbahaya dan Tidak Berbahaya
Untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi HPV risiko tinggi atau rendah, diperlukan tes medis. Dua tes utama yang digunakan adalah Pap smear dan tes HPV DNA.
1. Pap Smear
Pap smear adalah tes yang memeriksa sel-sel dari serviks untuk mendeteksi perubahan yang mungkin mengindikasikan kanker serviks. Hasil abnormal dapat menunjukkan infeksi HPV risiko tinggi.
Jika Pap smear menunjukkan hasil abnormal, biasanya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menentukan tipe HPV yang terlibat.
2. Tes HPV DNA
Tes HPV DNA secara langsung mendeteksi DNA virus HPV dalam sampel sel dari serviks. Tes ini dapat mengidentifikasi tipe spesifik HPV, sehingga dapat membedakan antara risiko rendah dan risiko tinggi.
Hasil positif untuk tipe HPV risiko tinggi mengindikasikan risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker serviks dan perlu tindak lanjut medis lebih lanjut.
Infeksi HPV seringkali tanpa gejala, sehingga pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan. Dengan deteksi dini, pengobatan dapat dilakukan lebih awal dan meningkatkan peluang kesembuhan. Kesehatan reproduksi yang baik merupakan investasi jangka panjang untuk kesehatan secara keseluruhan.