Hotel Semarang: Pria Hidung Belang Bunuh Wanita Open BO

Seorang pria asal Kendal, Jawa Tengah, bernama Aditya Dwi Nugraha ditangkap di Surabaya karena membunuh seorang wanita di sebuah hotel di Jalan Imam Bonjol, Semarang. Motif pembunuhan tersebut dipicu ketidakpuasan pelaku terhadap layanan yang diberikan korban.
Penangkapan Aditya dilakukan setelah penyelidikan intensif oleh pihak kepolisian. Dia dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, mengenakan baju tahanan oranye bernomor punggung 15.
Kronologi Pembunuhan di Hotel Semarang
Aditya, seorang sopir, memesan wanita panggilan melalui aplikasi (open BO) dan bertemu dengan korban, DN (30), pada Senin, 9 Juni 2025, sekitar pukul 04.00 WIB.
Kedatangan keduanya ke hotel terekam CCTV. Setelah berada di dalam kamar, terjadilah peristiwa pembunuhan tersebut.
Motif Pembunuhan dan Penangkapan Pelaku
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, motif pembunuhan dilatarbelakangi ketidakpuasan Aditya terhadap layanan korban.
Aditya mencekik dan memukul perut korban hingga meninggal dunia. Setelah kejadian, ia melarikan diri ke Surabaya sebelum akhirnya ditangkap.
Peran Dua Teman Korban dalam Pengungkapan Kasus
Keberadaan korban diketahui oleh dua orang temannya yang tidak bisa menghubunginya.
Ketidakmampuan menghubungi korban inilah yang kemudian memicu laporan dan penyelidikan pihak kepolisian, yang akhirnya mengarah pada penangkapan Aditya di Surabaya.
Profil Singkat Pelaku dan Kondisi Saat Penangkapan
Aditya digambarkan sebagai pria gondrong berjenggot tipis yang sehari-hari bekerja sebagai sopir.
Selama konferensi pers, ia berdiri membelakangi kamera, namun wajahnya terlihat jelas di layar besar yang disediakan.
Proses Hukum yang Akan Dijalani Pelaku
Saat ini, Aditya telah ditahan dan akan menjalani proses hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.
Kasus pembunuhan ini menyoroti risiko yang dihadapi pekerja seks komersial dan pentingnya perlindungan bagi mereka. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak dan mendorong upaya pencegahan tindak kekerasan serupa di masa mendatang. Pihak berwenang diharapkan terus berkomitmen menangani kasus serupa secara profesional dan memastikan keadilan bagi korban.