Gaya Hidup

Rahasia Masakan Sehat: Garam Lebih Sedikit, Rasa Lebih Nikmat

Mengatur asupan garam pada anak-anak merupakan tantangan bagi setiap orang tua. Makanan olahan seringkali mengandung kadar garam yang tinggi, sementara memasak sendiri memungkinkan kontrol lebih baik terhadap jumlah garam yang digunakan. Namun, bagaimana cara menyeimbangkan kebutuhan natrium alami anak dengan risiko hipertensi akibat konsumsi garam berlebihan?

Konsultan Nutrisi Metabolik Anak FKUI-RSCM, dr. Yoga Devaera, Sp.A (K), memberikan panduan praktis dalam mengelola asupan garam anak, menekankan pentingnya keseimbangan rasa dan kesehatan.

Kandungan Garam dalam Masakan Rumah vs Makanan Olahan

Dr. Yoga menjelaskan perbedaan signifikan kandungan garam antara masakan rumahan dan makanan olahan (processed food). Masakan rumahan, seperti sayur sop, memiliki kandungan garam jauh lebih rendah dibandingkan makanan instan atau makanan cepat saji.

Ini karena kita dapat mengontrol takaran garam sesuai kebutuhan. Berbeda halnya dengan nugget atau kentang goreng, yang sudah mengandung garam dan bumbu dalam jumlah yang mungkin tinggi.

Menyeimbangkan Rasa Gurih dan Kesehatan Anak

Anak-anak secara alami menyukai rasa gurih karena kebutuhan natrium. Namun, penting untuk melatih anak menyukai rasa makanan tanpa bergantung pada garam berlebih.

Pemberian garam pada makanan anak perlu dilakukan secara tepat dan terukur. Makanan yang dimasak di rumah memungkinkan pengaturan porsi garam sesuai kebutuhan anak.

Tips Mengurangi Garam pada Makanan Anak

Gunakan bumbu aromatik seperti daun jeruk, salam, dan serai untuk menambah cita rasa tanpa garam berlebih. Bumbu-bumbu ini memberikan rasa gurih alami.

Batasi penggunaan bumbu instan dan makanan olahan yang tinggi garam. Jika menggunakan MSG, kurangi penambahan garam karena MSG sendiri sudah mengandung natrium.

Bahaya Kaldu Instan dan Alternatifnya

Meskipun banyak kaldu instan yang diiklankan sebagai “tanpa MSG,” produk ini seringkali mengandung garam dalam jumlah tinggi untuk menciptakan rasa gurih.

Konsumsi kaldu instan yang tinggi garam dapat meningkatkan risiko hipertensi, terutama pada anak-anak yang masih mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Lebih baik membuat kaldu sendiri dari bahan-bahan alami untuk mengontrol kandungan garam dan memastikan kesehatannya.

Kesimpulannya, menjaga keseimbangan asupan garam pada anak membutuhkan perhatian khusus. Memasak sendiri, menggunakan bumbu aromatik, serta membatasi konsumsi makanan olahan merupakan kunci utama. Dengan demikian, kita dapat memenuhi kebutuhan natrium anak tanpa meningkatkan risiko kesehatan di masa depan. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan anak masing-masing.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button