Misteri Hilangnya Kusnadi, Mantan Ketua DPRD Jatim: Terungkap!

Kusnadi, mantan Ketua DPRD Jawa Timur periode 2019-2024, dilaporkan hilang secara misterius. Keluarga melaporkan kehilangannya pada 8 Juni 2025, dua pekan setelah ia menjalani pemeriksaan di KPK.
Pria berusia 67 tahun ini terakhir terlihat pada 6 Juni 2025. Ia juga merupakan mantan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.
Pemeriksaan di KPK terkait kasus korupsi dana hibah kelompok masyarakat (pokmas) dari APBD Jawa Timur dilakukan pada 14 Mei 2025. Kusnadi diperiksa sebagai saksi.
Misteri Hilangnya Kusnadi: Di Tengah Pusaran Kasus Korupsi
Laporan resmi kehilangan Kusnadi tercatat dalam dokumen bernomor SPTLKO/02/VI/2025/SPKT/JATIM/SDA/BALBEN di Polsek Balongbendo, Sidoarjo. Laporan dibuat oleh Teddy Kusdita Kunong, anggota keluarga.
Kusnadi terakhir terlihat di kediamannya di Pondok Sedati Asri, Desa Pepe, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Polisi masih menyelidiki keberadaannya.
Informasi awal menyebutkan Kusnadi sempat terlacak di Pamekasan, Madura. Kehilangannya di tengah penyidikan KPK memicu berbagai spekulasi.
Kasus Korupsi Dana Hibah Pokmas: Skala Besar dan Banyak Tersangka
Kasus dugaan korupsi dana hibah pokmas APBD Jawa Timur 2021-2022 yang diselidiki KPK bernilai besar. Sebanyak 21 orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Dari 21 tersangka, empat merupakan penyelenggara negara yang diduga menerima suap. Sebanyak 17 lainnya, mayoritas dari kalangan swasta, diduga sebagai pemberi suap.
Modus korupsinya adalah penyaluran dana hibah pokmas yang diduga diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau politik. Sahat Tua Simanjuntak, mantan Wakil Ketua DPRD Jatim, telah divonis 9 tahun penjara.
Kusnadi belum ditetapkan sebagai tersangka, namun statusnya sebagai saksi dalam kasus besar ini membuat hilangnya ia menjadi sorotan publik.
Dugaan Penculikan dan Pesan Menyentuh dari Putra Kusnadi
Sebuah pesan di grup WhatsApp yang diduga dari putra Kusnadi menyebut kehilangan sang ayah sejak 6 Juni dan ponselnya mati sejak hari berikutnya.
Pesan tersebut juga menyebutkan dugaan bahwa Kusnadi dibawa oleh seseorang dengan logat Madura di daerah Balongbendo.
Hal ini memperkuat spekulasi bahwa hilangnya Kusnadi bukan hanya untuk menghindari proses hukum, tetapi mungkin terkait penculikan atau pemaksaan.
Penyelidikan kepolisian terus berlanjut untuk mengungkap misteri hilangnya Kusnadi. Kasus ini menyoroti kompleksitas korupsi dan potensi risiko bagi saksi kunci dalam kasus besar.